Minggu, 01 April 2012

SATE Mantabz..

 
Meski wujudnya sama sebagaimana sate kambing lainnya, cita rasa dan kelezatan sate winong di Desa Winong, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo, lain dari yang lain. Hal yang membuat berbeda adalah penggunaan kecap asli buatan si empunya warung berikut tambahan bumbu lainnya. Ada sekitar 10 warung sate winong di Desa Winong.
Saat dihidangkan, tampilan sate winong berbeda dengan sate kambing lainnya karena ada tambahan daun jeruk yang diiris tipis-tipis hingga menyerupai helai rumput. Selain itu, ada banyak potongan bawang merah yang diiris dalam potongan besar.
Bagi penyuka rasa pedas, pemilik warung biasanya menyediakan semangkuk sambal kecap. Sambal ini berupa kecap yang dicampur dengan potongan cabai dan potongan jeruk nipis.
Begitu disuapkan ke mulut, lidah langsung dapat merasakan cita rasa kecap yang legit, lebih manis dibanding kecap pada umumnya. Berbaur dengan irisan daun jeruk, legitnya kecap pun bertemu dengan rasa sedikit asam jeruk nipis, memberikan sensasi segar yang tak biasa di mulut.
Menurut Ngaspuri (32), pemilik warung sate winong "Mustofa", kunci keunikan dan kelezatan sate kambing winong terletak dari kecap yang asli buatan pemilik warung. "Semua warung (sate) di Desa Winong juga menawarkan cita rasa sate yang tidak sama karena perbedaan racikan bumbu bahan baku kecap yang dipakai," ujarnya.
Kecap buatan Ngaspuri, misalnya, berbahan baku utama gula merah yang diolah dengan bawang putih, bawang merah, jahe, lengkuas, dan daun serai. Ngaspuri membuat kecap setiap dua hingga tiga hari dan sekali pembuatan menghasilkan 10 kilogram kecap.
"Saya tidak mau membuat terlalu banyak karena jika dibiarkan tidak terpakai selama lebih dari tiga hari, kecap tersebut akan berubah cita rasanya," ujarnya.
Untuk menghidangkan sate winong ke pelanggan, setiap hari Ngaspuri membeli satu ekor kambing hidup. Kambing tersebut harus kambing muda berumur sekitar empat bulan. Daging yang berasal dari kambing berumur lebih dari empat bulan alot dan kurang enak dimakan.
Setiap hari, Ngaspuri menjual 35-40 porsi sate dan 10 porsi gulai. Harga per porsi sate isi 10 tusuk Rp 12.000 dan per porsi gulai jerohan kambing Rp 10.000.
Dani, salah seorang pelanggan warung sate winong "Mustofa" mengatakan, menyukai hidangan di warung milik Ngaspuri karena dagingnya empuk dan rasa kecapnya gurih. "Jika saya kedatangan tamu dari kerabat atau kolega, saya selalu mengajak mereka makan di sini," ujarnya. (EGI)  --Kompas.com

1 komentar:

  1. kalau atu porsi ste seharga Rp 12000 kok aku pernah ya 2 porsi sate 2 gelas es jeruk harganya 80000 lebih?

    BalasHapus